STUDY BANDING KE LAHAN PERTANIAN ORGANIK
BEITO
Foto di halaman
rumah laopan sebelum memulai pelatihan
Study banding ke
lahan pertanian Beito pada hari minggu tanggal 2 Agustus 2015 merupakan program
exit KDEI yang bekerja sama dengan BEM (badan eksekutif mahasiswa) Universitas
Terbuka Taiwan. Kegiatan yang diikuti oleh
40 mahasiswa ini juga dihadiri oleh Bapel (badan pelaksana) UT Taiwan dan juga
oleh beberapa staf KDEI. Program ini merupakan program pelatihan penanaman
pertanian organik yang merupakan budidaya pertanian dengan mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan
bahan kimia sintesis.
Peserta yang
dikoordinir oleh BEM UT Taiwan berkumpul pagi hari di TMS kemudian
secara bersama-sama pada pukul 8.30 pagi menuju stasiun MRT Beito. Di sana bis jemputan dari KDEI telah menunggu untuk mengantarkan peserta ke lokasi
yang ternyata cukup jauh. Dalam perjalanan itu kami melewati jalan berkelok
menuju daerah pegunungan yang asri. Lebar jalan yang sempit juga kelokan yang
tajam membuat perjalanan menjadi seru-seru sedap karena beberapa kali rombongan
kami terpaksa menahan nafas saat bis yang kami tumpangi berhenti di kelokan
yang menanjak.
Sesampai di
lokasi kami langsung disambut dengan sangat ramah oleh laopan dan keluarga
mereka tepat di depan pintu bis saat kami turun. Mereka menyalami
kami satu persatu dan mempersilahkan kami menikmati kesejukan tanah dan rumah
mereka. Keramahan tuan rumah terasa
sangatlah luar biasa, bukan hanya
basa-basi.
Setelah acara dibuka oleh staf dari KDEI, tanpa membuang waktu laopan dan guru pembimbing segera membawa peserta ke lokasi perkebunan. Dengan sabar mereka menjelaskan kepada kami bagaimana cara bercocok tanam sayuran organik. Cuaca panas karena matahari yang menyengat tidak menyurutkan semangat para mahasiswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru pembimbing. Mereka sangat antusias mendengarkan, mencatat dan mengajukan berbagai pertanyaan.
Pada sesi pertama
itu kami dijelaskan bagaimana cara menanam rebung, labu siam, jeruk lemon dan jagung. Kemudian kami diajak untuk belajar dan praktek langsung
bagaimana menanam kacang buncis. Satu persatu dari peserta turun ke lahan
pertanian tersebut untuk melakukan penanaman biji. Tampak mahasiswa sangat
bersemangat walaupun matahari bersinar terik ada di atas kepala.
Menanam kacang buncis |
Setelah istirahat
sholat dan makan siang peserta diajak untuk melakukan pelatihan sesi kedua. Masih
dalam suasana sangat panas karena
jam menunjukkan pukul 13.30, kami dibawa ke lahan yang letaknya sedikit
di bawah
rumah laopan. Dalam
perjalanan ke ladang sayuran suasananya sangat menyenangkan. Jalan setapak menurun yang kami lewati rimbun oleh tanaman bambu kebun
rebung mereka. Panas matahari yang menyengat tak lagi kami rasakan, berganti dengan kesejukan udara yang
dihembuskan oleh angin yang sepoi.
Rombongan kami
berhenti di lahan kosong yang telah laopan siapkan. Disana telah tersedia bibit
sayuran, pupuk organik, beberapa alat pertanian seperti cangkul dan traktor
kecil. Laopan menjelasan kepada peserta tahap-tahap pengolahan lahan secara
detail. Tahapan tersebut meliputi penggemburan tanah, pencampuran
dengan pupuk organik dan pembuatan gundukan-gundukan tanah untuk penanaman. Peserta diajak praktek
langsung bagaimana proses proses tersebut.
Foto bersama setelah pelatihan |
Pada pukul 16.30 dengan puas kami meninggalkan lahan sayuran itu untuk kembali ke rumah laopan. Sejenak kami menikmati istirahat menghilangkan kelelahan sambil menikmati labu kuning kukus yang disediakan tuan rumah. Tuan rumah bahkan membagikan hasil kebun mereka kepada peserta untuk dibawa pulang ke rumah. Tak lama kemudian bis jemputan datang dan membawa kami meninggalkan lahan pertanian Beito.
Selama pelatihan
seluruh mahasiswa sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini karena mereka mendapatkan pengetahuan dan juga
pengalaman bercocok tanam yang sehat. Salah satu pelajaran yang
diperolah adalah, menanam bisa
dilakukan dimana saja, tidak selalu memerlukan lahan yang sangat luas. Menanam
sayuran juga bisa dilakukan
untuk mencukupi kebutuhan keluarga
sendiri. Penggunaan kompos buatan
sebagai pupuk lebih menjamin hasil tanaman yang lebih sehat. Mengkonsumsi
sayuran dan buah organik akan membuat hidup lebih sehat. Jika
kita mampu menjaga konsumsi produk organik terus
menerus tentu akan membuat kwalitas kehidupan menjadi lebih baik.
Pengolahan pertanian organik didasarkan
pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud
dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian
harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman,
hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut
saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus
didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga
harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain
di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan
pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan
kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.
Taichung, 4 Agustus 2015
Ditulis oleh :
Sri Retno Yulianti
Divisi Humas dan kerjasama antar lembaga BEM UT Taiwan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar