Jumat, 23 Agustus 2019

Perayaan HUT RI yang ke-74 di Taiwan


Perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia (HUT RI) tidak hanya dirasakan di Indonesia saja. Pada Minggu, 18 Agustus 2019 Himpunan Mahasiswa Universitas Terbuka Taiwan (HIMMAS UT-T)  bekerja sama dengan National Taiwan Museum menyelenggarakan perayaan HUT RI ke-74 bertempat di halaman National Taiwan Museum. Mengangkat tema Sensasi Kebebasan, acara perayaan Minggu kemarin turut mengundang teman-teman Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mana mereka adalah para penggiat seni dan budaya Indonesia di Taiwan. Beberapa diantaranya adalah UTTERS atau Universitas Terbuka Taiwan Dancers, di mana mereka adalah para penggiat seni tari, kemudian Paguyupan reog Ponorogo, PSHT, Teater Tresno Budoyo dan masih banyak yang lainnya.

Seperti tahun sebelumnya perayaan HUT RI di Taiwan diawali dengan parade budaya, rombongan dari PSHT, paguyuban reog Ponorogo Taiwan sedari pagi sudah berkumpul di Taipei Main Station. Kemudian pukul 09:30 semua peserta berjalan bersama-sama menuju National Taiwan Museum. Selama perjalanan, gemuruh riuh dari perserta menyanyikan lagu kemerdekaan, tambah meriah dengan musik gamelan khas dari Reog Ponorogo.
Begitu sampai di halaman National Taiwan Museum semua peserta parade menyanyikan lagu-lagu Nasional, kemudian dilanjutkan dengan upacara pembukaan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang di pimpin oleh Vera Sutarti yang merupakan salah satu pemain dari Teater Tresno Budoyo. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan pemotongan tumpeng yang dipandu oleh pembawa acara Etty Nurhalimah dan Sulinda Minasari yang juga tercatat sebagai mahasiswa UT Taiwan.

Tari Golek Sulung Dayung, tarian yang berasal dari Jawa Tengah dan dibawakan oleh Anastasia Melati beserta Timnya menjadi performance pertama dalam acara perayaan HUT RI ke 74 di Taiwan. Dilanjutkan dengan tari Lengger dari Wonosobo yang dibawakan oleh Apri dan Susanto, beberapa saat setelah tampil Tim dari HIMMAS UTT mencoba mengkorek Informasi berkaitan dengan tarian yang mereka bawakan dalam acara tersebut. Mereka Apri dan Susanto juga mengungkapkan pesan dan kesan serta harapan mereka kedepan untuk kesenian tari Lengger di Taiwan.
” Tarian Lengger yang kami bawakan kali ini berasal dari Wonosobo Jawa Tengah, menceritakan tentang seorang putri kerajaan yang lari meninggalkan kerajaan karena akan dijodohkan, kemudian sang ayah mengadakan sayembara untuk mencari putrinya. Dalam sayembara tersebut, barang siapa yang menemukan putrinya jika ia seorang laki-laki maka akan dijadikan suami untuk putrinya tersebut. Dan jika yang menemukan adalah seorang perempuan maka akan dijadikan saudara. Harapan kami untuk tari Lengger, kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat Taiwan juga dan untuk penyelenggaranya semoga sukses selalu dan tahun depan kami di undang lagi” ucap Apri dan Susanto.

Selanjutnya penampilan dari Teater Tresno Budoyo sesi pertama, di mana mereka membawakan cerita Malin Kundang namun dikemas menjadi Versi Luar Negri. Tujuan mereka membawakan cerita ini adalah untuk mengingatkan kepada teman-teman PMI agar tetap ingat dengan orang tua dan keluarga di Indonesia. Dwi Suwarni salah satu pendiri dari Teater Tresno Budoyo saat ditemui oleh Tim dari HIMMAS UTT menyampaikan pesan dan kesannya untuk teman-teman PMI dan juga penyelenggara. “ kali ini kami mengangkat cerita Malin Kundang namun kami kemas menjadi versi luar negri, tujuannya adalah untuk tetap ingat dengan keluarga di Indonesia, karena di sini begitu banyak fashion harus tetap ingat keluarga dan tujuan awal ke Taiwan. Semoga Teater Tresno Budoyo bisa diterima dan Kami juga membuka tangan kepada teman-teman PMI jika ingin bergabung bersama kami, buat penyelenggara tetap semangat terus membuat acara-acara yang melestarikan kesenian dan budaya Indonesia” ciayooo ucapnnya mengakhiri perbincangan dengan Tim dari HIMMAS.

Acara dilanjutkan dengan kesenian Reog Ponorogo sesi pertama, dibuka dengan tarian Jatilan panggung perayaan menjadi lebih ramai. Namun ada yang berbeda dengan tahun kemarin, tahun ini Reog Ponorogo yang ada di Taiwan memiliki dua Singo Barong. Atraksi dari kedua Singo Barong menambah suasana menjadi lebih meriah. Sesaat setelah mereka tampil Tim dari HIMMAS  menemui  Heri Budi Santoso selaku Ketua Reog Ponorogo di Taiwan. Dalam perbincangannya Heri memberikan cerita singkat tentang Singo Barong. “ Singo Barong sebenarnya adalah cerita Rakyat bukan sebuah tradisi, dimana dulu ada seorang putri yang sangat cantik dan banyak yang ingin menikahinya. Dia mau dinikahi namun dengan beberapa syarat dan akhirnya ada salah seorang prabu yang mampu memenuhi syarat-syarat  tersebut. Kami membuka untuk semua yang mau bergabung dengan kami, tidak harus dari Ponorogo yang bisa bergabung”. Ucapnya.

Setelah penampilan dari Singo Barong Taiwan dilanjutkan penampilan dari UTTERS yang membawakan tari  Batik Gringseng dari Jawa Tengah dan Tari Bajidor Kahot dari Jawa Barat. Ria dan Ayu sempat menceritakan sedikit tujuan mereka mebawakan tarian-tarian tersebut.
“ kami membawakan tarian ini karena tarian ini merupakan tarian baru buat UTTERS dan belum pernah kami tampilkan di event seperti ini, jadi kami ingin membawakan yang beda. Pesan dan kesan dari kami, semuanya sudah bagus tinggal lebih dikompakkan lagi” ucap Ria dan Ayu.

Kemudian acara dilanjutkan dengan Teater Tresno Budoyo sesi kedua, lomba makan kerupuk dan lomba estafet sarung. Serta penampilan musik dari teman-teman PMI yang tergabung dalam New Abira Band, juga musisi lokal dari UZ Azer. Dan dilanjutkan dengan pembacaan puisi perjuangan dan diiringi dengan tari yang dibawakan oleh Halim, Indriyati, dan Robertus GH.

Penampilan dilanjutkan dengan peragaan busana dari Mila Boutique, Busana-busana adat dari beberapa daerah di Indonesia ditampilkan. Dibawakan oleh para peragawati yang merupakan para Pekerja Migran Indonesia. Kali ini Mila Boutique tidak hanya menampilkan peragaan busana, namun juga menampilkan seni teater yang membawa cerita perjuangan. Dan dilanjutkan dengan Presean dari anak-anak Lombok. Acara terus berlangsung disertai dengan guyuran hujan, namun para penampil masih siap mengisi acara. Penampilan dilanjutkan dengan penampilan dari PSHT, namun berbeda dengan tahun kemarin, kali ini PSHT Taiwan tidak menampilkan atraksi-atraksi mereka. Kali ini mereka memberikan trik-trik beladiri kepan para pengunjung. Hujan terus-menerus mengguyur dan semua penampil sudah menunjukan kebolehaanya, kemudian acara ditutup dengan penampilan dari Singo Barong Taiwan sesi kedua.

Berikut Dokumentasi Kegiatan:

















  
Salam,
MANDIRI MENGUKIR PRESTASI


Sumber :
              Penulis : Nur Budiono (Div. Infokom & Media I)
              Editor  : Kristinah (Sekretaris I)
              Photos : Mohammad Arifin (Div.Infokom & Media II)