Perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia (HUT RI) tidak
hanya dirasakan di Indonesia saja. Pada Minggu, 18 Agustus 2019 Himpunan
Mahasiswa Universitas Terbuka Taiwan (HIMMAS UT-T) bekerja sama dengan National Taiwan Museum
menyelenggarakan perayaan HUT RI ke-74 bertempat di halaman National Taiwan
Museum. Mengangkat tema Sensasi Kebebasan, acara perayaan Minggu kemarin turut
mengundang teman-teman Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mana mereka adalah
para penggiat seni dan budaya Indonesia di Taiwan. Beberapa diantaranya adalah
UTTERS atau Universitas Terbuka Taiwan Dancers, di mana mereka adalah para
penggiat seni tari, kemudian Paguyupan reog Ponorogo, PSHT, Teater Tresno
Budoyo dan masih banyak yang lainnya.
Seperti tahun sebelumnya perayaan HUT RI di Taiwan
diawali dengan parade budaya, rombongan dari PSHT, paguyuban reog Ponorogo
Taiwan sedari pagi sudah berkumpul di Taipei Main Station. Kemudian pukul 09:30
semua peserta berjalan bersama-sama menuju National Taiwan Museum. Selama
perjalanan, gemuruh riuh dari perserta menyanyikan lagu kemerdekaan, tambah
meriah dengan musik gamelan khas dari Reog Ponorogo.
Begitu sampai di halaman National Taiwan Museum semua
peserta parade menyanyikan lagu-lagu Nasional, kemudian dilanjutkan dengan
upacara pembukaan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang di
pimpin oleh Vera Sutarti yang merupakan salah satu pemain dari Teater Tresno
Budoyo. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan pemotongan tumpeng
yang dipandu oleh pembawa acara Etty Nurhalimah dan Sulinda Minasari yang juga
tercatat sebagai mahasiswa UT Taiwan.
Tari Golek Sulung Dayung, tarian yang berasal dari
Jawa Tengah dan dibawakan oleh Anastasia Melati beserta Timnya menjadi
performance pertama dalam acara perayaan HUT RI ke 74 di Taiwan. Dilanjutkan
dengan tari Lengger dari Wonosobo yang dibawakan oleh Apri dan Susanto,
beberapa saat setelah tampil Tim dari HIMMAS UTT mencoba mengkorek Informasi
berkaitan dengan tarian yang mereka bawakan dalam acara tersebut. Mereka Apri
dan Susanto juga mengungkapkan pesan dan kesan serta harapan mereka kedepan
untuk kesenian tari Lengger di Taiwan.
” Tarian Lengger yang kami bawakan kali ini berasal
dari Wonosobo Jawa Tengah, menceritakan tentang seorang putri kerajaan yang
lari meninggalkan kerajaan karena akan dijodohkan, kemudian sang ayah
mengadakan sayembara untuk mencari putrinya. Dalam sayembara tersebut, barang
siapa yang menemukan putrinya jika ia seorang laki-laki maka akan dijadikan
suami untuk putrinya tersebut. Dan jika yang menemukan adalah seorang perempuan
maka akan dijadikan saudara. Harapan kami untuk tari Lengger, kami ingin
memperkenalkan kepada masyarakat Taiwan juga dan untuk penyelenggaranya semoga
sukses selalu dan tahun depan kami di undang lagi” ucap Apri dan Susanto.
Selanjutnya penampilan dari Teater Tresno Budoyo sesi
pertama, di mana mereka membawakan cerita Malin Kundang namun dikemas menjadi
Versi Luar Negri. Tujuan mereka membawakan cerita ini adalah untuk mengingatkan
kepada teman-teman PMI agar tetap ingat dengan orang tua dan keluarga di
Indonesia. Dwi Suwarni salah satu pendiri dari Teater Tresno Budoyo saat ditemui
oleh Tim dari HIMMAS UTT menyampaikan pesan dan kesannya untuk teman-teman PMI
dan juga penyelenggara. “ kali ini kami mengangkat cerita Malin Kundang namun
kami kemas menjadi versi luar negri, tujuannya adalah untuk tetap ingat dengan
keluarga di Indonesia, karena di sini begitu banyak fashion harus tetap ingat
keluarga dan tujuan awal ke Taiwan. Semoga Teater Tresno Budoyo bisa diterima
dan Kami juga membuka tangan kepada teman-teman PMI jika ingin bergabung
bersama kami, buat penyelenggara tetap semangat terus membuat acara-acara yang
melestarikan kesenian dan budaya Indonesia” ciayooo ucapnnya mengakhiri perbincangan
dengan Tim dari HIMMAS.
Acara dilanjutkan dengan kesenian Reog Ponorogo sesi
pertama, dibuka dengan tarian Jatilan panggung perayaan menjadi lebih ramai.
Namun ada yang berbeda dengan tahun kemarin, tahun ini Reog Ponorogo yang ada
di Taiwan memiliki dua Singo Barong. Atraksi dari kedua Singo Barong menambah
suasana menjadi lebih meriah. Sesaat setelah mereka tampil Tim dari HIMMAS menemui
Heri Budi Santoso selaku Ketua Reog Ponorogo di Taiwan. Dalam
perbincangannya Heri memberikan cerita singkat tentang Singo Barong. “ Singo Barong sebenarnya adalah cerita Rakyat bukan
sebuah tradisi, dimana dulu ada seorang putri yang sangat cantik dan banyak
yang ingin menikahinya. Dia mau dinikahi namun dengan beberapa syarat dan
akhirnya ada salah seorang prabu yang mampu memenuhi syarat-syarat tersebut. Kami membuka untuk semua yang mau
bergabung dengan kami, tidak harus dari Ponorogo yang bisa bergabung”. Ucapnya.
Setelah penampilan dari Singo Barong Taiwan
dilanjutkan penampilan dari UTTERS yang membawakan tari Batik Gringseng dari Jawa Tengah dan Tari
Bajidor Kahot dari Jawa Barat. Ria dan Ayu sempat menceritakan sedikit tujuan
mereka mebawakan tarian-tarian tersebut.
“ kami membawakan tarian ini karena tarian ini
merupakan tarian baru buat UTTERS dan belum pernah kami tampilkan di event
seperti ini, jadi kami ingin membawakan yang beda. Pesan dan kesan dari kami,
semuanya sudah bagus tinggal lebih dikompakkan lagi” ucap Ria dan Ayu.
Kemudian acara dilanjutkan dengan Teater Tresno Budoyo
sesi kedua, lomba makan kerupuk dan lomba estafet sarung. Serta penampilan
musik dari teman-teman PMI yang tergabung dalam New Abira Band, juga musisi
lokal dari UZ Azer. Dan dilanjutkan dengan pembacaan puisi perjuangan dan
diiringi dengan tari yang dibawakan oleh Halim, Indriyati, dan Robertus GH.
Penampilan dilanjutkan dengan peragaan busana dari
Mila Boutique, Busana-busana adat dari beberapa daerah di Indonesia
ditampilkan. Dibawakan oleh para peragawati yang merupakan para Pekerja Migran
Indonesia. Kali ini Mila Boutique tidak hanya menampilkan peragaan busana,
namun juga menampilkan seni teater yang membawa cerita perjuangan. Dan
dilanjutkan dengan Presean dari anak-anak Lombok. Acara terus berlangsung
disertai dengan guyuran hujan, namun para penampil masih siap mengisi acara.
Penampilan dilanjutkan dengan penampilan dari PSHT, namun berbeda dengan tahun
kemarin, kali ini PSHT Taiwan tidak menampilkan atraksi-atraksi mereka. Kali
ini mereka memberikan trik-trik beladiri kepan para pengunjung. Hujan terus-menerus mengguyur dan semua penampil sudah
menunjukan kebolehaanya, kemudian acara ditutup dengan penampilan dari Singo
Barong Taiwan sesi kedua.
Berikut Dokumentasi Kegiatan:
Salam,
MANDIRI MENGUKIR PRESTASI
Sumber :
Penulis : Nur Budiono (Div. Infokom & Media I)
Editor : Kristinah (Sekretaris I)
Photos : Mohammad Arifin (Div.Infokom & Media II)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar